Strategi Perang Israel-Hamas Tahun 2023 sampai dengan 2024: Manfaatnya bagi TNI Angkatan Laut

Authors

  • Dian Muhtar Budiasa Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, Indonesia
  • Choirul Umam Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.54371/jiip.v8i11.9750

Abstract

Konflik Palestina–Israel merupakan konflik berkepanjangan yang berakar pada warisan kolonialisme dan pertentangan ideologi nasionalisme antara bangsa Arab dan Yahudi sejak awal abad ke-20. Puncak eskalasi terbaru terjadi pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa sebagai serangan kejutan terhadap Israel. Serangan ini memicu respons militer besar-besaran dari Israel yang mengakibatkan krisis kemanusiaan di Gaza dan meningkatnya ketegangan global. Konflik 2023–2024 mencerminkan perang asimetris: Hamas mengandalkan taktik gerilya, drone, dan terowongan bawah tanah, sementara Israel memanfaatkan keunggulan teknologi, kekuatan udara, dan dukungan sekutu Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi perang kedua pihak dengan menggunakan pendekatan teori perang Clausewitz dan Sun Tzu, serta teori strategi militer Arthur F. Lykke Jr. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui studi kepustakaan terhadap sumber akademik, jurnal ilmiah, dan laporan internasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik ini memberikan pelajaran penting bagi TNI Angkatan Laut, khususnya dalam hal kesiapsiagaan, diplomasi pertahanan, serta penguasaan teknologi dan strategi modern untuk menghadapi ancaman asimetris di wilayah maritim Indonesia.

Published

2025-11-06

How to Cite

Budiasa, D. M., & Umam, C. (2025). Strategi Perang Israel-Hamas Tahun 2023 sampai dengan 2024: Manfaatnya bagi TNI Angkatan Laut. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 8(11), 12711-12717. https://doi.org/10.54371/jiip.v8i11.9750