Reposisi Peran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dalam Menjamin Keamanan Jalur Pelayaran Nusantara dari Malacca Strategy ke Kra Canal Strategy
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v8i11.9528Abstract
Perairan Indonesia memiliki posisi strategis dalam jalur pelayaran internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Selama ini, Selat Malaka telah menjadi rute utama perdagangan global, namun dengan adanya wacana pembangunan Kra Canal di Thailand akan berpotensi menggeser arus pelayaran tersebut, sekaligus mengubah konsentrasi geopolitik dan geostrategi regional. Adapun metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi literatur dan analisis kebijakan pertahanan maritim. Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan adanya pembangunan Kra Canal maka redistribusi lalu lintas dan risiko regional yang mensyaratkan penataan ulang prioritas ALKI, integrasi MDA lintas selat, kesiapsiagaan mine counter measures dan orkestrasi penegakan hukum maritime, selain itu adanya status quo dan risiko terkonsentrasi di Chokepoint Selat Malaka Singapura (SOMS). Sehingga hal ini diperlukan sea control, patroli berbasis risiko dan penguatan MDA berlapis, serta adanya masa transisi pada ketidakpastian kebijakan dalam menuntut perencanaan adaptif berbasis indications dan warnings, pre positioning modular, serta data sharing lintas instansi. Dengan demikian maka TNI AL perlu melakukan penyesuaian dalam doktrin, postur dan pola operasi untuk menjamin keamanan jalur pelayaran nusantara yang semakin kompleks. Mengingat reposisi peran ini mencakup penguatan kehadiran di wilayah timur Indonesia, dalam meningkatkan peran interoperabilitas dengan negara-negara sahabat, serta modernisasi sistem pertahanan laut. Sehingga outputnya adalah strategi ini penting untuk memastikan Indonesia tetap menjadi aktor utama dalam keamanan maritim regional di tengah perubahan arsitektur pelayaran global.







