Peran Kepemimpinan Emosional dan Estetika dalam Manajemen Perubahan Untuk Lingkungan Pembelajaran Inklusif di SMK
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v7i12.6404Abstract
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana kedua bentuk kepemimpinan tersebut mampu mendukung penciptaan lingkungan belajar yang kondusif dan berkontribusi dalam keberhasilan proses perubahan di sekolah. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan kepala sekolah, guru, dan siswa, serta observasi langsung di lapangan, dilengkapi dengan studi dokumentasi kebijakan dan laporan sekolah. Teknik analisis yang digunakan meliputi analisis koding tematik dan triangulasi data untuk memastikan keakuratan temuan. Subjek penelitian ini melibatkan lima kepala sekolah, lima guru, dan sepuluh siswa dari lima SMK di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kepemimpinan emosional membantu mengurangi resistensi terhadap perubahan melalui pendekatan refleksi diri, empati, serta komunikasi yang terbuka, yang pada akhirnya menciptakan stabilitas emosional dan suasana kerja yang mendukung. Kepemimpinan estetika, yang diimplementasikan melalui pengaturan desain fisik dan pelaksanaan kegiatan seni di sekolah, juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan kreatif bagi proses belajar. Selain itu, hasil penelitian menegaskan bahwa strategi komunikasi yang transparan dan inklusif mampu meningkatkan partisipasi komunitas sekolah dalam perubahan, sehingga mengurangi resistensi terhadap proses tersebut. Kesimpulannya, kepemimpinan yang mampu menggabungkan aspek emosional, estetika, dan inklusivitas secara efektif dapat menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, responsif, serta mendukung keberhasilan akademik dan sosial.