Asesmen dan Intervensi Kemampuan Berkomunikasi pada Anak dengan Celebral Palsy

Abstract

Penyandang disabilitas adalah orang yang mengalami gangguan fisik dan/atau mental. Beberapa hal tersebut terdiri dari: a) cacat fisik, b) cacat mental, c) cacat fisik dan mental.  Bagian dari ini adalah cerebral palsy, yang berarti kelumpuhan atau kurangnya kontrol otot dengan setiap gerakan, beberapa anggota tubuh biasanya lemah saat menggerakkan tubuhnya.  Adapun Penelitian ini merupakan asesmen dan intervensi dari salah satu siswa sekolah dasar dengan cerebral palsy di yogyakarta. Kesulitan berkomunikasi secara verbal dan non-verbal terhadap anak-anak yang memiliki kebutuhan komunikasi kompleks dapat diidentifikasi melalui suatu penilaian yaitu asesmen. Asesor dapat menggunakan hasil asesmen untuk mengidentifikasi anak dari segi kemampuan, hambatan, dan kebutuhan bahasa anak. Hasil asesmen tersebut dapat digunakan sebagai modal awal untuk pengembangan sistem Augmentative Alternative Communication  (AAC) yang sesuai dengan kebutuhan anak.  Metode yang digunakan adalah modelling dan terapi okupasi. Setelah dilakukan intervensi, diharapkan permasalahan yang dialami subjek dapat berkurang atau bahkan dapat meningkatkan kemampuan positif subjek yang lain. Sejauh ini, intervensi yang telah diterima subjek dari keluarga adalah Latihan berkomunikasi menggunakan aplikasi KOMKU yang peneliti buat. Rancangan intervensi yang telah disusun, subjek diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi subjek dengan orang lain.